NAMA : SRIRESKI JAINAL
KELAS : C
NPM : 032912080
SEMESTER : V (LIMA)
M.K : TELAAH
KURIKULUM I
Kata Kerja Operasional
Komponen penting dalam silabus maupun RPP adalah
indikator pencapaian kompetensi. Komponen ini penting karena menjadi dasar
untuk menyusun indikator penilaian. Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk
dijadikan dasar pedoman penialian bagi guru, peserta didik, maupun pengawas di
sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non tes harus sesuai
dengan indkator penilaian. Indikator penilaian ini menggunakan kata kerja lebih
terukur dibandingkan dengan indikator pencapaian kompetensi.
Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan
tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk
soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk
penilaian diri.
Kata Kerja Operasional untuk pengembangan Indikator
Silabus dan RPP berdasarkan taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa pencapaian
kompetensi dasar, yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S.
Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih
rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar.
1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar.
2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan
sekolah;
3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang
biasa dipergunakan untuk menyusun indikator.
A.Ranah Kognitif
Koginitif adalah penilaian yang didasarkan pada
perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul setelah melakukan serangkaian
kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku ini sejalan dengan
keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan
kemampuan berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku
siswa yang diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
B.Ranah Afektif
Indikator
afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan
serangkaian kegiatan pembelajaran. Indicator afektif disusun dengan menggunakan
kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah
adalah: berlaku jujur, peduli, tanggungjawab, dll. Selain itu, indikator
Afektif juga perlu memunculkan keterampilan sosial misalnya: bertanya,
menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi
dll.
C.Ranah Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior)
siswa yang diharapkan tampak setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) KURIKULUM 2013
kata kerja
operasional kognitif, afektif dan psikomotor. Sebelumnya kita bahas dulu
pengertiannya
a. Kecakapan Koqnitif
Upaya pengembangan fungsi
koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap koqnitif sendiri, melainkan
terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan koqnitif siswa yang
perlu dikembangkan secara khusu oleh guru yaitu:
- Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
- Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.
Strategi
adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya
yang bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau
kebiasaan belajar. Pilihan tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam
materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut.
Ada dua prefensi koqnitif
- Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus atau naik kelas semata
- Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan materi-materi yang disajikan gurunya.
Guru
dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan
masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral
yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.
b. Kecakapan Afektif
Kebersihan pengembangan koqnitif
tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan tetapi membuahkan kecakapan
afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta preferensi.
Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para
siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran
beragama yang mantap
c. Kecakapan psikomotor
Keberhasilan pengembangan
koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor. Kecakapan psikomotor
adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik kuantitasnya
maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan
itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau
proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu
berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu
kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada
diri peserta didik, yaitu:
a) Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b) Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c) Ranah keterampilan (psychomotor domain)
CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)
a) Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b) Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c) Ranah keterampilan (psychomotor domain)
CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)
Pengetahuan (Cl)
|
Pemahaman (C2)
|
Penerapan (C3)
|
Analisis (C4)
|
Sintesis (C5)
|
Penilaian (C6)
|
Mengutip
|
Memperkirakan
|
Menugaskan
|
Menganalisis
|
Mengabstraksi
|
Membandingkan
|
Menyebutkan
|
Menjelaskan
|
Mengurutkan
|
Mengaudit
|
Mengatur
|
Menyimpulkan
|
Menjelaskan
|
Mengkategorikan
|
Menentukan
|
Memecahkan
|
Menganimasi
|
Menilai
|
Menggambar
|
Mencirikan
|
Menerapkan
|
Menegaskan
|
Mengumpulkan
|
Mengarahkan
|
Membilang
|
Merinci
|
Menyesuaikan
|
Mendeteksi
|
Mengkategorikan
|
Mengkritik
|
Mengidentiflkasi
|
Mengasosiasikan
|
Mengkalkulasi
|
Mendiagnosis
|
Mengkode
|
Menimbang
|
Mendaftar
|
Membandingkan
|
Memodifikasi
|
Menyeleksi
|
Mengkombinasikan
|
Memutuskan
|
Menunjukkan
|
Menghitung
|
Mengklasifikasi
|
Memerinci
|
Menyusun
|
Memisahkan
|
Memberi label
|
Mengkontrasikan
|
Menghitung
|
Menominasikan
|
Mengarang
|
Memprediksi
|
Memberi indek
|
Mengubah
|
Membangun
|
Mendiagramkan
|
Membangun
|
Memperjelas
|
Memasangkan
|
Mempertahankan
|
Mengurutkan
|
Mengkorelasikan
|
Menanggulangi
|
Menugaskan
|
Menamai
|
Menguraikan
|
Membiasakan
|
Merasionalkan
|
Menghubungkan
|
Menafsirkan
|
Menandai
|
Menjalin
|
Mencegah
|
Menguji
|
Menciptakan
|
Mempertahankan
|
Membaca
|
Membedakan
|
Menentukan
|
Mencerahkan
|
Mengkreasikan
|
Memerinci
|
Menyadap
|
Mendiskusikan
|
Menggambarkan
|
Menjelajah
|
Mengoreksi
|
Mengukur
|
Menghafal
|
Menggali
|
Menggunakan
|
Membagankan
|
Merancang
|
Merangkum
|
Menim
|
Mencontohkan
|
Menilai
|
Menyimpulkan
|
Merencanakan
|
Membuktikan
|
Mencatat
|
Menerangkan
|
Melatih
|
Menemukan
|
Mendikte
|
Memvalidasi
|
Mengulang
|
Mengemukakan
|
Menggali
|
Menelaah
|
Meningkatkan
|
Mengetes
|
Mereproduksi
|
Mempolakan
|
Mengemukakan
|
Memaksimalkan
|
Memperjelas
|
Mendukung
|
Meninjau
|
Memperluas
|
Mengadaptasi
|
Memerintahkan
|
Memfasilitasi
|
Memilih
|
Memilih
|
Menyimpulkan
|
Menyelidiki
|
Mengedit
|
Membentuk
|
Memproyeksikan
|
Menyatakan
|
Meramalkan
|
Mengoperasikan
|
Mengaitkan
|
Merumuskan
|
|
Mempelajari
|
Merangkum
|
Mempersoalkan
|
Memilih
|
Menggeneralisasi
|
|
Mentabulasi
|
Menjabarkan
|
Mengkonsepkan
|
Mengukur
|
Menggabungkan
|
|
Memberi kode
|
Melaksanakan
|
Melatih
|
Memadukan
|
||
Menelusuri
|
Meramalkan
|
Mentransfer
|
Membatasi
|
||
Menulis
|
Memproduksi
|
Mereparasi
|
|||
Memproses
|
|||||
Mengaitkan
|
Menampilkan
|
||||
Mensuimulasikan
|
Menyiapkan
|
||||
Memecahkan
|
Memproduksi
|
||||
Mel.akukan
|
Merangkum
|
||||
Mentabulasi
|
Merekonstruksi
|
||||
Menyusun
|
|||||
Memproses
|
|||||
meramalkan
|
Dalam ranah kognitif
itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek
yang dimaksud adalah:
- Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan
seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah
merupakan proses berfikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
- Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan
memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian
yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman
merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan
atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.
- Penerapan (application)
Adalah kesanggupan
seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir
setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
- Analisis (analysis)
Adalah kemampuan
seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut
bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
- Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan
berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau
bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi
daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang
sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
- Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah
merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi
Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang
dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang
terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
CONTOH
DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)
Menerima (Al)
|
Menanggapi (A2)
|
Menilai (A3)
|
Mengelola (A4)
|
Menghayati (A5)
|
Memilih
|
Menjawab
|
Mengasumsikan
|
Menganut
|
Mengubah prilaku
|
Mempertanyakan
|
Mem bantu
|
Meyakini
|
Mengubah
|
Berakhlak mulia
|
Mengikuti
|
Mengajukan
|
Melengkapi
|
Menata
|
Mempengaruhi
|
Memberi
|
Mengkompromikan
|
Meyakinkan
|
Mengklasifikasikan
|
Mendengarkan
|
Menganut
|
Menyenangi
|
Memperjelas
|
Mengkombinasikan
|
Mengkualifikasi
|
Mematuhi
|
Menyambut
|
Memprakarsai
|
Mempertahankan
|
Melayani
|
Meminati
|
Mendukung
|
Mengimani
|
Membangun
|
Menunjukkan
|
Mendukung
|
Mengundang
|
Membentuk pendapat
|
Membuktikan
|
|
Menyetujui
|
Menggabungkan
|
Memadukan
|
Memecahkan
|
|
Menampilkan
|
Memperjelas
|
Mengelola
|
||
Melaporkan
|
Mengusulkan
|
Menegosiasi
|
||
Memilih
|
Menekankan
|
Merembuk
|
||
Mengatakan
|
Menyumbang
|
|||
Memilah
|
||||
Menolak
|
Menurut Krathwol (1964)
klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
a.Penerimaan (recerving)
a.Penerimaan (recerving)
Mengacu
kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang
tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain
afektif.
b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
c.Penilaian atau penentuan sikap (valung)
b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
c.Penilaian atau penentuan sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau
pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan
reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
d.Organisasi
(organization)
Mengacu
kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten
dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai
internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e.
Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)
PENIRUAN (PI)
|
MANIPULASI (P2)
|
KETETAPAN (P3)
|
ARTIKULASI (P4)
|
Mengaktifkan
|
Mengoreksi
|
Mengalihkan
|
Mengalihkan
|
Menyesuaikan
|
Mendemonstrasikan
|
Menggantikan
|
Mempertajam
|
Menggabungkan
|
Merancang
|
Memutar
|
Membentuk
|
Melamar
|
Memilah
|
Mengirim
|
Memadankan
|
Mengatur
|
Melatih
|
Memindahkan
|
Menggunakan
|
Mengumpulkan
|
Memperbaiki
|
Mendorong
|
Memulai
|
Menimbang
|
Mengidentifikasikan
|
Menarik
|
Menyetir
|
Memperkecil
|
Mengisi
|
Memproduksi
|
Menjelaskan
|
Membangun
|
Menempatkan
|
Mencampur
|
Menempel
|
Mengubah
|
Membuat
|
Mengoperasikan
|
Menskestsa
|
Membersihkan
|
Memanipulasi
|
Mengemas
|
Mendengarkan
|
Memposisikan
|
Mereparasi
|
Membungkus
|
Menimbang
|
Mengkonstruksi
|
Mencampur
|
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan
domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a.Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
a.Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
b.Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
c.Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d.Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
e.Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
c.Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d.Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
e.Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik